Indotnesia - Istilah playing victim saat ini semakin populer dan seringkali digunakan di media sosial, terutama karena kesadaran akan kesehatan mental yang makin tinggi.
Playing victim seringkali dikaitkan dengan kesehatan mental karena istilah tersebut merujuk pada perilaku negatif.
Untuk lebih memahami tentang apa itu playing victim dan ciri-cirinya, simak penjelasannya di bawah ini.
Apa Itu Playing Victim?
Baca Juga:Lirik Lagu Biar Menjadi Kenangan, Karya Kolaborasi Raisa dan Ahmad Dhani
Playing victim adalah perilaku seseorang yang dengan sengaja atau tidak sadar mencoba untuk menyalahkan keadaan atau orang lain atas sikap yang dilakukannya.
Seseorang yang melakukan playing victim kepada orang lain sering merasa menjadi korban dan mencari simpati, perhatian, dan dukungan untuk menghindari tanggung jawab pribadi atas masalah yang dilakukannya.
Biasanya, pelaku playing victim juga akan melakukan teknik manipulasi seperti menyangkal, menyalahkan, dan mengajak orang lain.
Perilaku ini sering terjadi dalam hubungan pertemanan, keluarga, pekerjaan, maupun percintaan.
Baca Juga:Mengenal Simon Cowell, Juri AGT yang Berikan Golden Buzzer pada Putri Ariani
1. Menghindari tanggung jawab
Pelaku playing victim akan cenderung menghindari tanggung jawab atas tindakan atau keputusan mereka sendiri.
Mereka menyalahkan orang lain atau faktor eksternal untuk masalah yang dihadapi dengan mengabaikan peran mereka sebagai penyebab dari masalah yang ditimbulkan.
2. Pembebanan kesalahan
Mereka cenderung membebankan kesalahan dan tanggung jawab kepada orang lain dengan merasa menjadi korban.
Pelaku playing victim akan merasa bahwa mereka selalu menjadi sasaran atau tidak adil diperlakukan, tanpa melihat bahwa masalah tersebut berasal dari dirinya sendiri.
3. Memanfaatkan simpati
Salah satu tujuan utama pelaku playing victim bertindak sebagai korban adalah untuk mendapatkan simpati dan perhatian orang lain.
Mereka berharap bahwa dengan menggambarkan diri mereka sebagai korban, orang lain akan memberikan dukungan dan perhatian khusus kepada mereka.
4. Manipulasi emosional
Pelaku playing victim cenderung menggunakan manipulasi emosional untuk mempengaruhi orang lain.
Mereka mungkin menggambarkan diri mereka dengan sangat malang, terluka, atau terancam secara emosional untuk memperoleh keuntungan atau dukungan dari orang lain.
5. Mengabaikan Perspektif Orang Lain
Pelaku playing victim sering kali tidak peka terhadap perspektif atau perasaan orang lain.
Mereka lebih fokus pada pengalaman dan penderitaan mereka sendiri, tanpa mempertimbangkan dampak yang mungkin mereka miliki pada orang lain atau situasi secara keseluruhan.
Perilaku playing victim dapat menjadi pola perilaku yang merugikan dalam hubungan, apapun bentuknya karena menghambat pertumbuhan, kerja sama, dan penyelesaian masalah yang sehat.
Maka dari itu, penting untuk memahami pengertian dan ciri-ciri playing victim agar kita dapat lebih mengenali perilaku tersebut dan menanganinya dengan lebih konstruktif.
Semoga membantu!