Indotnesia - Setiap pasangan yang akan melangsungkan pernikahan wajib untuk mengikuti program konseling dan pemeriksaan kesehatan.
Pemeriksaan kesehatan wajib dilakukan sebelum menikah agar kedua belah pihak dapat mengetahui kondisi satu sama lain terkait riwayat masalah kesehatan yang pernah dialami hingga risiko gangguan tertentu yang dimiliki masing-masing.
Salah satu tes kesehatan yang wajib dilakukan sebelum menikah, yaitu tes HIV (Human Immunodeficency Virus).
HIV merupakan virus yang dapat merusak sel-sel sistem kekebalan tubuh, sehingga akan mudah terkena infeksi dan penyakit lain seperti kanker.
Baca Juga:Siapa Molen Kasetra yang Kini Jadi Suami Enzy Storia?
Seperti dilansir dari laman halodoc, tes HIV penting dilakukan untuk mendeteksi infeksi HIV di dalam tubuh seseorang, terutama pada orang yang berisiko tinggi terkena HIV.
Adapun orang yang berisiko terkena HIV, di antaranya pekerja seks komersial, melakukan transfusi darah secara rutin, pernah berhubungan seks maupun penderita infeksi menular seksual dan terkena jarum suntik yang tidak steril.
Tes HIV sebelum menikah juga penting dilakukan untuk mencegah penularan kepada anak. Setidaknya, ada tiga jenis tes HIV yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Tes Antibodi
Tes antibodi dilakukan dengan mencari antibodi di dalam darah atau liur seseorang, lalu bekerja ketika virus HIV masuk ke dalam tubuh dan membentuk antibodi khusus untuk melawannya.
Setelah antibodi berhasil dibentuk, maka akan diambil sampel darah untuk menguji tes HIV.
2. Tes Antigen/Antibodi
Tes antigen/antibodi termasuk virus yang dapat memicu pembentukan antibodi di dalam tubuh, sehingga dapat melawan HIV.
Cara ini tidak hanya menggunakan antibodi dalam tubuh, tetapi juga antigen virus HIV dalam mengembangkan kualitas produk.
3. Tes Viral Load Atau Asam Nukleat
Tes asam nukleat ini bekerja dengan mendiagnosis HIV dengan mendeteksi jumlah virus HIV yang ada di dalam darah seseorang.
Tes ini dapat mengetahui deteksi HIV dengan lebih cepat dan memiliki biaya yang mahal untuk melakukan diagnosisnya.
Nah, jika kamu telah terbukti secara aktif memiliki HIV positif sebelum menikah, maka tidak perlu khawatir acara akan batal.
Pasalnya, meski tes HIV pranikah hasilnya positif, seseorang masih bisa menggelar pernikahan dengan ketentuan bahwa penderita akan mengikuti konseling dan edukasi dengan benar.’
Hal tersebut justru lebih baik untuk dilakukan, karena dapat mencegah penularan HIV antara suami dan istri hingga ke anaknya ketika sudah resmi menikah.