WHO Beri Peringatan soal Konsumsi Pemanis Buatan sebagai Pengganti Gula

Rekomendasi WHO ini berlaku untuk semua orang, kecuali mereka yang menderita diabetes sebelumnya.

Veronika Yasinta
Selasa, 16 Mei 2023 | 16:49 WIB
WHO Beri Peringatan soal Konsumsi Pemanis Buatan sebagai Pengganti Gula
Konsumsi pemanis buatan atau pemanis non-gula bisa berisiko menyebabkan berbagai penyakit. (Pexels/Mali Maeder)

Indotnesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis panduan terbaru terkait konsumsi pemanis non-gula atau pemanis buatan, yang justru bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit.

Dalam rilis pada Senin (15/5/2023), WHO menyebutkan penggunaan pemanis non-gula nggak memberikan manfaat jangka panjang dalam mengurangi lemak tubuh pada orang dewasa dan anak-anak.

Menurut Direktur WHO untuk Nutrisi dan Keamanan Pangan Francesco Branca, penggunaan pemanis buatan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan kematian pada orang dewasa.

"Orang perlu mempertimbangkan cara lain untuk mengurangi asupan gula bebas, seperti mengonsumsi makanan dengan gula alami, seperti buah, atau makanan dan minuman tanpa pemanis,” katanya.

Baca Juga:Benarkah Keramas dengan Air Beras Bikin Rambut Berkilau?

“Orang-orang perlu mengurangi makanan manis sama sekali, mulai dari awal kehidupan, untuk meningkatkan kesehatan mereka,” imbuhnya.

Rekomendasi ini berlaku untuk semua orang, kecuali mereka yang menderita diabetes sebelumnya. Kandungan pemanis buatan yang dimaksud oleh WHO adalah acesulfame K, aspartame, advantame, cyclamates, neotame, saccharin atau sakarin, sukralosa, stevia, dan turunan stevia.

Kandungan tersebut masih diperbolehkan untuk produk perawatan dan kebersihan seperti pasta gigi, krim kulit, dan obat-obatan, atau gula rendah kalori dan gula alkohol.

Melansir CNN, pemanis non-gula banyak digunakan sebagai bahan makanan dan minuman kemasan, bahkan ada yang ditambahkan ke makanan dan minuman langsung oleh konsumen.

Sebelumnya, WHO mengeluarkan pedoman pada 2015 tentang asupan gula bebas harian. Dalam rekomendasinya, orang dewasa dan anak-anak dianjurkan untuk mengurangi asupan gula bebas harian hingga kurang dari 10% dari total asupan energi. Menyusul rekomendasi itu, minat terhadap gula alternatif semakin meningkat.

Baca Juga:Medali BTS untuk Anniversary ke-10 Tahun Capai Penjualan Tertinggi Sepanjang Masa

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

Gaya Hidup

Terkini

Tampilkan lebih banyak