Indotnesia - Pada Sabtu (22/4/2023), polisi terpaksa menembak sebuah drone karena merekam berlangsungnya acara Grebeg Syawal yang digelar oleh Keraton Yogyakarta. Padahal sebelumnya, sudah ada peringatan kepada siapa pun agar tidak menerbangkan drone di area pelaksanaan Hajad Dalem Grebeg Syawal,
Mengutip situs resmi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, masyarakat dilarang menerbangkan drone dan sejenisnya dari 0-150 meter dari permukaan tanah. Tujuannya, untuk mendukung kelancaran prosesi karena kegiatan ini merupakan simbol sedekah dari raja.
Pemerintah DIY akhirnya menggelar lagi Grebeg Syawal setelah tiga tahun vakum akibat pandemi Covid-19. Ada 7 gunungan yang dikawal 10 Bregada Prajurit. Gunungan yang berisi hasil bumi (ubarampe) itu menjadi rayahan atau rebutan warga.
Simbol sedekah dari raja itu diyakini dapat membawa berkah bagi siapa pun yang mendapatkannya. Tradisi Grebeg Syawal adalah bentuk syukur sultan atas hadirnya Hari Raya Idulfitri.
Baca Juga:Hari Buku Sedunia, Mengapa Aktivitas Baca Buku Harus Sejak Bayi?
Dalam Bahasa Jawa, grebeg atau garebeg atau gerbeg bermakna suara angin yang menderu. Sementara, hanggarebeg berarti mengiring raja, pembesar atau pengantin (Soelarto, 1980:27).
Mengutip buku Makna Ritus dan Upacara Ritual di Kraton Yogyakarta, grebeg di Kraton Yogyakarta memiliki makna upacara kerajaan yang diselenggarakan untuk keselamatan negara.
Ada beberapa acara grebeg, seperti Grebeg Maulud untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, Grebeg Syawal untuk merayakan Hari Raya Idulfitri, dan Grebeg Besar untuk merayakan Hari Raya Iduladha.
Upacara Grebeg baik yang digelar pada bulan Mulud, Syawal, dan Besar (Zulhijah) tak hanya bernilai religius Islam, tapi juga bermakna manunggaling kawula Gusti yakni bersatu padunya budaya Islam dengan budaya Jawa.
Iring-iringan 10 Bregada Prajurit Keraton mengawal 7 gunungan, di mana lima gunungan dibawa ke Masjid Gedhe. Sementara, dua gunungan lainnya dibawa menuju Pura Pakulaman dan Kompleks Kepatihan.
Baca Juga:Sitkom Bajaj Bajuri Jadi Favorit Warganet, Ini Episode Viral yang Wajib Ditonton
Lima jenis gunungan yang dibagikan adalah yaitu Gunungan Kakung, Gunungan Estri/Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Dharat dan Gunungan Pawuhan.
Pelaksanaan tradisi ini tidak hanya menarik wisatawan lokal, tapi juga turis asing, salah satunya Powell dari Belgia. Ia dan teman-temannya sudah tahu tentang tradisi rebutan gunungan ini.
“Saya dengar ada tradisi ini kemarin, sebuah Gunungan yang berisi bahan makanan hasil bumi. Katanya, jika berhasil mendapatkannya (ubarampe) maka akan menjadi makmur," ucapnya, seperti dikutip dari situs Pemerintah DIY.