Indotnesia - Serial dokumenter Queen Cleopatra yang akan tayang di Netflix menuai kritikan pedas dari berbagai kalangan terkait pemilihan orang berkulit hitam sebagai firaun itu. Kini, giliran sang sutradara, Tina Gharavi, buka suara menanggapi komentar negatif tersebut.
Seperti diketahui, aktris Adele James terpilih sebagai pemeran Cleopatra dalam serial dokumenter yang terdiri dari 4 episode. Namun pilihan itu justru membuat Gharavi dan produser eksekutif Jada Pinkett-Smith dituduh mencederai sejarah.
Dalam tulisannya di Variety yang rilis pada Jumat (21/4/2023), Gharavi membela keputusan pemilihan aktris berkulit hitam sebagai pemeran Cleopatra. Menyinggung soal “Blackwashing” yang dilakukan oleh orang-orang, dia mengingatkan lagi tentang aktris legendaris Elizabeth Taylor yang memerankan Cleopatra pada 1963.
“Apakah kulitnya benar-benar seputih itu,” katanya.
Baca Juga:8 Kebiasaan Sederhana untuk Menyelamatkan Bumi
Setelah melakukan banyak penelitian, ia mengaku telah merenungkan pemilihan aktris kulit hitam sebagai Cleopatra.
“Dan mengapa beberapa orang membutuhkan Cleopatra menjadi kulit putih?” lanjutnya.
Selama ini, Cleopatra diyakini sebagai keturunan Yunani-Makedonia. Sebagai seorang Persia yang lahir di Iran, Gharavi mengatakan faktanya diketahui keluarga Yunani Makedonia yang diwariskan oleh Cleopatra berasal dari garis keturunan Ptolemeus, yang menikah dengan dinasti Seleukia di Asia Barat dan telah berada di Mesir selama 300 tahun.
“Cleopatra berjarak 8 generasi dari nenek moyang Ptolemeus ini, membuat kemungkinan dia berkulit putih agak tidak mungkin,” tulis sang sutradara.
“Setelah 300 tahun, tentunya kita dapat mengatakan Cleopatra adalah orang Mesir. Dia tidak lebih Yunani atau Makedonia ketimbang Rita Wilson atau Jennifer Aniston. Keduanya satu generasi dari Yunani,” lanjutnya.
Baca Juga:Penuh Kritik Sosial, Ini Lirik Lengkap "Selamat Hari Lebaran" Karya Ismail Marzuki
Gharavi juga menceritakan setelah melakukan banyak audisi yang tak terhitung jumlahnya, akhirnya pilihan jatuh ke Adele James. Sang aktris tak hanya dianggap dapat menyampaikan kecantikan Cleopatra, tapi juga kekuatan dalam dirinya.
Dia mengakui potensi politis dari produksi serial dokumenter ini sangat besar. Namun, ia tetap melanjutkannya dan menemukan cara untuk menceritakan kisah dengan humanisme dan nuansa.
“Jadi apakah Cleopatra seorang kulit hitam? Kami tidak tahu pasti, tapi kami yakin dia tidak berkulit putih seperti Elizabeth Taylor,” katanya.
“Kita perlu berbicara dengan diri kita sendiri dengan warna kulit, dan supremasi kulit putih yang terinternalisasi yang telah didoktrin oleh Hollywood kepada kita,” ujar Gharavi.