Indotnesia - Yogyakarta menawarkan berbagai destinasi wisata yang nggak boleh terlewat begitu saja. Di bulan Ramadan ini, tak ada salahnya untuk berkunjung ke Masjid Gedhe Mataram Kotagede.
Masjid ini terletak di Dusun Sayangan, Jagalan, Banguntapan, Bantul. Masjid ini berada di dekat kompleks makam pendiri Kerajaan Mataram Islam dan pemandian Sendang Seliran.
Mengutip situs resmi Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Masjid Gedhe Mataram dibangun mulai tahun 1578 dan selesai pada tahun 1587. Kala itu, kerajaan dibangun pada era Panembahan Senopati.
Uniknya, pembangunan masjid banyak melibatkan masyarakat yang masih menganut agama Hindu dan Budha. Sumber lain menyebutkan, masjid dibangun pada era pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Baca Juga:Doa Niat Puasa Ramadhan Lengkap dan Waktu Membacanya yang Tepat
Hal tersebut berdasarkan prasasti di masjid yang menerangkan masjid didirikan pada Ahad Kliwon, 6 Rabiul Akhir 1188 Hijriah atau 27 Juni 1773.
Corak Hindu masih kental dalam masjid ini, terbukti dari pintu masuk yang berwujud pura. Akulturasi dalam arsitektur masjid dipertahankan untuk tetap melakukan penyebaran agama Islam di tanah Mataram.
Mengutip Journal Institut Seni Indonesia oleh A Kusuma pada 2020, bangunan Masjid Gedhe Mataram terdiri dari atas bangunan utama atau Liwan, serambi, dan emper. Denah bangunan secara keseluruhan berbentuk persegi berukuran 30 x 30 m².
Ada empat buah kolom kayu yang disebut sebagai Saka Guru, yang dalam bahasa Sansekerta bermakna tiang utama penyangga struktur arsitektural. Menurut KBBI, saka guru adalah sesuatu yang menjadi penegak atau pengukuh (negara dan sebagainya).
Bangunan masjid ini juga menggunakan kayu jati sebagai tiang penyangga bangunan dan konstruksi atap. Seperti diketahui, kayu jati dikenal dengan kekuatannya yang memiliki makna manusia memiliki jati diri yang kuat.
Baca Juga:Sejarah Klepon, Kudapan Manis Berwarna Hijau yang Ditabur Parutan Kelapa
Masjid Gedhe Mataram menyimpan bedug berdiameter 1 meter dengan usia yang hampir sama dengan masjid. Bedug itu diperoleh Sunan Kalijaga secara tidak sengaja menemukan pohon besar ketika mengembara melalui Kulon Progo.
Pohon tersebut milik Kyai Pringgit atau Nyai Brintik. Sunan Kalijaga meminta pohon tersebut sebagai kerangka bedug.
Kini Masjid Gedhe Mataram masih digunakan sebagai tempat ibadah dan tujuan wisata ziarah di Yogyakarta. Kamu sudah pernah ke sini belum?