Indotnesia - Pada Februari 2023 lalu, sempat viral bayi berusia 16 bulan di Bekasi yang memiliki berat tidak wajar di usianya, yaitu mencapai 27 kilogram.
Dilansir dari Suara.com, berat badan bayi bernama Muhammad Kenzie Alfaro itu terus naik sejak usianya memasuki 6 bulan atau usia MPASI.
Karena keterbatasan ekonomi dan ASI sang ibu yang tidak keluar, keluarga memberikan Kenzie susu kental manis sebagai ganti asupan susu formula saat usianya memasuki umur satu tahun.
Akibat obesitas yang dialaminya, Kenzie mengalami pertumbuhan yang lambat dan belum bisa berbicara, berdiri serta berjalan seperti bayi di usianya.
Baca Juga:Profil Lee Do Hyun, Lawan Main Song Hye Kyo dalam Drakor The Glory
Selain itu, karena bobot tubuhnya yang terlalu besar, bayi asal Bekasi itu hanya bisa berbaring dan duduk.
Belajar dari kisah Kenzie, orang tua perlu waspada terhadap bahaya obesitas pada bayi dengan mengetahui penyebabnya.
Pasalnya, jika obesitas pada bayi terus dibiarkan akan menyebabkan bahaya seperti memicu masalah pernapasan, meningkatkan risiko diabetes hingga tekanan darah tinggi.
Lalu, apa saja penyebab obesitas pada bayi? Simak selengkapnya di bawah ini.
Penyebab Obesitas pada Bayi
Baca Juga:Dear Turis, Stop Naik Gajah Kalau Nggak Mau Mereka Kayak Gini
Ada beberapa hal yang dapat memicu penyebab obesitas pada bayi, seperti dilansir dari SehatQ:
1. Metode Persalinan
Berdasarkan penelitian dari Journal of Epidemiology and Community Health pada 2019, menemukan bahwa bayi yang terlahir dengan operasi caesar lebih rentan obesitas.
Hal tersebut terjadi karena bakteri dalam pencernaannya berbeda dengan bayi yang terlahir melalui metode persalinan normal.
2. Ibu Mengalami Obesitas Saat Hamil
Menurut The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), bayi obesitas juga dapat terjadi akibat ibu yang mengalami obesitas saat hamil.
Ibu hamil yang mengalami kenaikan badan berlebih meningkatkan risiko bayi mengalami makrosomia atau lahir lebih dari 4 kg.
Bayi yang lahir dengan berat badan besar memiliki risiko obesitas lebih tinggi saat bertumbuh kembang.
3. Konsumsi Susu Formula Berlebih
Studi terbitan Pediatrics dari Amerika Serikat pada 2016 menemukan bahwa kemungkinan bayi obesitas akibat pemberian susu formula lebih tinggi dibandingkan dengan mendapat ASI eksklusif.
Adapun alasan susu formula lebih berisiko menyebabkan obesitas pada bayi usia 0-6 bulan salah satunya karena pemberian susu formula dibuat berdasarkan sesuai jadwal, bukan sinyal rasa lapar bayi.
Untuk lebih memahami obesitas pada bayi, berikut ciri-ciri yang perlu orang tua ketahui:
- Banyak lipatan-lipatan tebal pada tubuh.
- Pertumbuhan berat badan pada bayi yang naik drastis.
- Cenderung sering terbangun saat tidur atau susah tidur.
- Perubahan bentuk pada bagian tubuh tertentu.
Selain itu, cara untuk mengatasi obesitas pada bayi dapat dilakukan dengan hal-hal di bawah ini:
- Memulai hidup sehat sejak hamil dengan menerapkan pola konsumsi makanan sehat, rajin berolahraga, dan rutin melakukan pemeriksaan antenatal care setiap bulan untuk memantau berat badan bayi.
- Kenali tanda bayi kenyang dan sinyal lapar saat akan memberikan susu formula.
- Hindari MPASI terlalu cepat.
- Ajak anak aktif bergerak.
- Hindari makanan tinggi gula.
- Batasi waktu pemberian cemilan.
- Beri porsi makan secukupnya.
Itulah penyebab, ciri-ciri, dan cara mengatasi obesitas pada bayi yang wajib diketahui oleh orang tua.