Indotnesia - Flexing adalah menunjukkan kekayaan atau kelebihan-kelebihan yang dimiliki pada khalayak umum. Istilah ini lebih dikenal dengan sebutan pamer harta.
Jika sebelumnya pamer menjadi hal yang tabu, tetapi di era digital seperti ini perilaku flexing menjadi umum dan begitu marak.
Orang-orang biasa memamerkan harta mereka lewat konten yang diunggah di berbagai media sosial. Misalnya seperti memperlihatkan barang-barang branded yang dimiliki, kendaraan mewah, makanan mahal, atau liburan ke luar negeri.
Tujuan flexing pun beragam, seperti hanya ingin menarik perhatian publik, memamerkan harta yang dimiliki, menunjukkan status sosial, memperlihatkan kemampuan, atau ikut-ikutan.
Baca Juga:Apa Itu Rabu Abu yang Dirayakan Umat Katolik Hari Ini?
Sementara alasan seseorang suka pamer dapat didasari atas butuh perhatian, insecure, masalah kepribadian, tekanan sosial, kurang empati, atau membutuhkan pengakuan orang lain.
“Kita hidup di dunia yang sangat terobsesi dengan konsumsi dan status sosial. Media sosial membuat orang merasa perlu menunjukkan kekayaan atau prestasi mereka untuk mendapatkan pengakuan dan persetujuan dari orang lain," Kata psikolog sosial, Dr. Art Markman seperti dikutip dari Suara.com.
Perilaku ini ternyata tak hanya berpengaruh negatif terhadap pandangan orang lain saja, tetapi juga bagi kehidupan pelaku pamer harta tersebut.
Lantas, apa saja dampak buruk perilaku flexing?
1. Dapat mengganggu kepribadian
Baca Juga:Tips Awet Muda Secara Alami, Lakukan Kebiasaan Ini
Seseorang yang berperilaku flexing biasanya memiliki tingkat empati yang rendah serta rasa kompetitif yang tinggi. Hal itu dapat membuat kepribadian seseorang terganggu atau tidak sehat.
2. Bisa kehilangan jati diri
Tujuan pamer harta untuk mendapat pengakuan dari orang lain justru akan membuat seseorang kehilangan jati dirinya yang sebenarnya. Pasalnya, publik pasti melihat kita dari hal-hal yang biasa kita pamerkan bukan dari diri kita sendiri.
3. Berpotensi memaksakan kehendak
Kegiatan pamer barang-barang mewah berpotensi membuat seseorang akan sering memaksakan kehendaknya. Karena, meski dalam keadaan yang tidak mendukung sekalipun pelaku flexing akan tetap mengusahakan kebiasaannya membawa barang mahal.
4. Kesulitan berteman
Memiliki kekayaan berlimpah sering dianggap akan mudah mendatangkan teman. Sebagian mungkin iya, tetapi bagi orang-orang baru cenderung akan mencari teman dengan orang-orang yang tidak sombong atau nampak sederhana.
Itulah, empat dampak buruk perilaku flexing yang bisa dirasakan oleh para pelakunya.