Indotnesia - Gempa besar berkekuatan magnitudo 7,8 mengguncang Turki tenggara di perbatasan dekat Suriah pada Senin (6/2/2023) pagi.
Bencana alam tersebut juga dirasakan di beberapa provinsi dan daerah lain di Timur Tengah, seperti Suriah, Siprus, dan Lebanon.
Dilansir dari Al Jazeera, laporan sementara menyebut bahwa setidaknya ada 284 kematian di Turki sementara 237 orang meninggal dunia di Suriah.
Selain itu, Wakil Presiden Fuat Oktay mengatakan bahwa ada lebih dari 2.300 orang terluka dan proses pencarian serta penyelamatan warga masih berlangsung di beberapa kota besar terdampak gempa.
Baca Juga:Viral Dijuluki Vampir karena Awet Muda, Siapa Tyo Nugros?
Tagar #PrayForTurki dan Turki lantas jadi trending topik Twitter dan banjir ungkapan belasungkawa warganet serta doa terbaik mereka bagi warga Turki.
“Tingkat kehancuran akibat gempa di Turki membuatnya terlihat seperti zona perang. Ini benar-benar memilukan. Berdoa untuk Turki dan terutama untuk orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan,” tulis pemilik akun Twitter @kci2013.
“Turut prihatin dengan gempa M 7,8 di Turki. Semoga tidak banyak korban. Doa terbaik dari seluruh rakyat Indonesia untuk Turki,” ungkap warganet lain.
Menurut Chris Elders, profesor di School of Earth and Planetary Sciences di Curtin University Perth Australia, menyebut bahwa setelah gempa besar tersebut masih akan berlanjut gempa susulan selama beberapa hari bahkan mungkin beberapa mulan.
“Masyarakat akan terus merasakan dampak gempa selama beberapa waktu di daerah ini (terdampak gempa),” kata Elders, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Baca Juga:Jadi Pemenang Song of The Year di Grammy Award 2023, Berikut Lirik Lagu Just Like That Bonnie Raitt
Lebih lanjut, Elders juga menambahkan bahwa beberapa gempa susulan berkekuatan magnitudo empat atau lima telah tercatat.
Meski intensitas gempa susulan memiliki kekuatan lebih rendah dibandingkan dengan gempa berkekuatan 7,8, gempa tersebut masih "sangat mengkhawatirkan".
Diketahui, gempa Turki tersebut terjadi pada kedalaman yang relatif dangkal sekitar 17 kilometer di bawah permukaan bumi.
Dalam kondisi tersebut, membuat getaran gempa lebih besar dirasakan intensitasnya daripada jika berada lebih dalam di kerak bumi.