Indotnesia - Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Waria Al-Fatah Yogyakarta Shinta Ratri meninggal dunia pada hari ini, Rabu (1/2/2023).
Kabar kepergian aktivis waria itu turut dibenarkan oleh temannya sesama aktivis, Amar Al Fikar.
“Shinta Ratri, aktivis HAM, perintis waria Muslim di Indonesia, dan kepala sekolah waria di Yogyakarta, meninggal dunia hari ini," cuit Amar di akun Twitter pribadinya, Rabu (1/2/2023).
Shinta menutup matanya di usia ke 61 tahun. Melansir laman Instagram @penpeswaria, jenazahnya disemayamkan di Rumah Duka Jagalan dan akan dimakamkan pukul 2 siang ini (1/2/2023) di pemakaman Semoyan.
Baca Juga:Warung Tegal Glagahsari, Pionir Warteg di Jogja yang Jadi Obat Rindu Perantau Jakarta
Shinta Ratri terlahir dengan nama Tri Santoso Nugroho. Sejak muda dia sudah berani mengekspresikan perbedaan yang ada pada dirinya.
Semasa hidupnya Shinta dikenal sebagai sosok yang memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM) khususnya hak-hak kelompok transpuan alias waria, sama seperti dirinya.
Dia aktif bergerak di komunitas yang memberdayakan orang-orang sepertinya agar tetap bisa mandiri walau dipandang miring oleh para tetangganya. Shinta merupakan ketua Ikatan Waria Yogyakarta (IWAYO).
Meski kerap dianggap menyimpang, Shinta tak melupakan kewajibannya terhadap Tuhan. Dia bahkan mendirikan Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta sebagai tempat bernaung para transpuan yang sedang mencari Tuhan.
Baca Juga:Lampu Merah Pingit Jogja Jadi Salah Satu yang Terlama di Indonesia, Mana Lagi?
Pendirian ponpes tersebut memang sempat menimbulkan pertentangan dan kontroversi khususnya oleh warga di sekitar, tetapi Shinta tidak menyerah.
Sekarang, sudah ada puluhan waria yang bisa menimba ilmu agama dan beribadah dengan adil di ponpes yang terletak di Kotagede, Yogyakarta itu.
Shinta juga menekankan untuk berakhlak baik dan tetap berbaur dengan masyarakat sekitar.
"Kami terus mendorong mereka untuk berakhlak dan berbaur dengan warga lainnya. Hal itu pasti sulit. Namun ketika berlaku baik di lingkungan tempat kita hidup, banyak hal yang bisa menerima kami apa adanya," kata Shinta seperti dikutip dari Suara.com.
Atas perjuangannya tersebut, pada tahun 2019 Shinta mendapat penghargaan Front Line Defenders, organisasi internasional berbasis di Irlandia untuk perlindungan pembela Hak Asasi Manusia (HAM).
Kini, sosoknya yang penuh inspirasi tersebut telah berpulang ke sisi Tuhan.