Indotnesia - Gunung Semeru kembali erupsi dan aktivitas awan panas guguran masih tinggi. Tercatat, erupsi disertai luncuran awan panas kembali terjadi pada Minggu (4/12/2022) pukul 02.46 WIB.
Melansir Antara, sumber awan panas guguan berasal dari tumpukan material yang berada sekitar 800 meter dari Kawah Jonggring Seloko atau puncak gunung.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Wawan Hadi Siswoyo, awan panas guguran berlangsung hingga pukul 06.00 WIB. Jarak luncurannya tercatat sejauh 7 km ke arah Besuk Kobokan.
Gunung Semeru memiliki ketinggian 3.676 mdpl, yang statusnya telah Level III atau Siaga sejak 16 Desember 2021. Sepanjang sejarahnya, gunung yang terletak di Jawa Timur ini telah meletus beberapa kali.
Baca Juga:Sejarah Singkat Pohon Natal, Tradisi "Pohon Surga" dari Jerman yang Mendunia
Melansir situs BNPB, pada 1818 hingga 1913, catatan letusannya tidak banyak terdokumentasikan. Namun pada 1941-1942, aktivitas vulkanik dengan durasi panjang terekam dari dari Gunung Semeru.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan leleran lava terjadi pada periode 21 September 1941 hingga Februari 1942. Saat itu letusan sampai di lereng sebelah timur dengan ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter.
Pada tahun-tahun selanjutnya, aktivitas vulkanik Gunung Semeru tercatat pada 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955 – 1957, 1958, 1959, dan 1960. Pada 1 Desember 1977, salah satu gunung api aktif ini menghasilkan awan panas guguran dengan jarak 10 km dari Besuk Kembar.
Tercatat, volume endapan materialnya mencapai 6,4 juta m3. Awan panas juga merusak sawah, jembatan, dan rumah warga. Selanjutnya, aktivitas vulkanik terekam pada tahun 1978 hingga 1989.
Tak hanya sampai di situ, aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali tercatat pada tahun-tahun berikutnya yakni pada 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008.
Baca Juga:Setelah Viral Resep Mi Instan, Mas Danang Bagikan Manfaat Tepung Beras untuk Menanak Nasi
Sementara itu, level III atau Siaga yang disematkan pada Gunung Semeru sejak akhir tahun lalu mengindikasikan gunung api akan mengeluarkan magma dan letusannya mengakibatkan bencana.
PVMBG menjelaskan pada level III memperlihatkan hasil pengamatan visual dan instrumental memperlihatkan peningkatan aktivitas yang semakin nyata atau gunung api mengalami erupsi.
Dengan terjadinya erupsi Gunung Semeru, beberapa rekomendasi terkait mitigasi dikeluarkan seperti warga dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.